Istilah sosiologi diperkenalkan oleh ilmuan Perancis, Auguste Comte. Secara epistimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu “socius” berati teman, kawan, masyarakat dan “logos” berarti ilmu pengetahuan atau pikiran. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Dibawah ini akan disebutkan pengertian sosiologi menurut para ahli, antara lain:
1. Pitirim Sorokin
Menurutnya, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang :
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-jejala sosial (misalnya antara gejala agama dengan ekonomi).
Interrelationship and interaction among various social phenomena (for instance between economy and religion).
b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala-gejala non-sosial, misalnya gejala geografis, biologis, dsb.
Interrelationship and interaction between social phenomena and non-social, such us geographic, and biological phenomena etc.
c. Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.
General characteristik of all social phenomena.

2. Roucek ad Warren
Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.
State that sociology is a science that studies the reletionship among humans in groups.

3. William F. Ogburn and Mayer F. Nimkoff
Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
That sociology is a scienctific study of social interaction and their product, that is social organizations.
4. Selo Soemardjan and Soelaeman Soemardi
Menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yg mempelajari struktur sosial dan prosesr-proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial.sruktur sosial adalah jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan, misalnya atara kehidupan ekonomi dan kehidupan politik, dll.
That sociology is a science that studies social structures and processes, including social changes. Social structure is interconnections among the main social elements, namely social norms, social institutions, social groups and social strata. Social process is interaction among various aspects of common life, such us the interaction between economic life and political life, etc.

5. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
Sociology is a science which focuses on the study of communal life and the products of such communal life.

6. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalh ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum da berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Sociology is ascience that focuses on general social aspects and attempts to obtain general pattern of people’s life.

Sociology as a sience
Manusia diciptakan Tuhan Yang maha Esa sebagau makhluk yang diberikan kelebihan akala dan pikiran. Akal dan pikiran tersebut membuat manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya. Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpula pengetahuan yag tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran (logika), pegetahuan mana haruslah objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secraa kritis oleh orag lain yang ingin mengetahuinya.
Humans are God’s creatures who have been given an advantage over other creatures, that is mind and logic. These enable humans to develop their knowledge. According to Soerjono Soekanto, science may be definate as acollection of knowledge that is systematically arranged using the power of logic, and knowledge should be objective, in that it can always be examined and critically tested by other who want to study it.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan, karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan dengan ciri-ciri utamanya sebagai berikut:
Sociology is a science because it meets the requirements of a science with the following main characteristic.
a. Sosiologi bersifat empirik (sociology is aempirical)
Yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Which means that the science is based on observation of facts and common sense and the results are not speculative.
b. Sosiologi bersifat teoritis (sociology is a theoritical)
Yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menysusun abstraksi dari hasil-hasil obsrvasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka daripada unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
This science always attempts to develop abstractions from observation results. The abstractions are framework of elements that are arranged logically and aim to describe cause-effect relationship in such a way they form a theory.
c. Sosiologi bersifat kumulatif (sociology is a cumulative)
Berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, emmperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
Which means that sociologycal theories are formed on the basic of existing theories, in other words, they improve, exstend, or rifine the older theories.
d. Sosiologi bersifat non-etis (sociology is non-ethical)
Yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analistis.
Sociology does not discuss whether certain facts are good or bad, instead it aims to explain the facts analytically.

Posted by: SmartSosiologi | January 10, 2012

SOCIAL VALUES

A. NILAI SOSIAL (SOCIAL VALUES)
1. Pengertian nilai sosial (definition of social values)
a. Kimball Young
Nilai sosial sebagai asumsi-asumsi yang abstrak yang sering tidak disadari apa yang benar dan apa yang penting.
Social values are abstract and sometimes subconscious assumptions abaout what is right and is important.

b. Koentjaraningrat
Nilai sosial merupaka konsep atau pandangan yanga hidup dalam alam pikiran sebagian besar individu warga masyarakat tentang hal-hal yang dianggap baik dan bernilai.
Social values are concept or ideas which exist in the minds of most individual members of a society concerning things which are concidered good and valuable.

c. Robert M.Z. Lawang
Nilai sebagai gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai itu.
Social values are illustrations of what is expected, proper, and worthly, which all affect the social behaviour of the people prossesing the values.

Berdasarkan pendapat Kluckhon adanya suati sistem niali sosial disebabkan oleh lima masalah pokok:

According to Kluckhon, a social values develops from five bases as follows:
a. Hakikat hidup manusia. Manusia menganggap hidup itu buruk tetapi ada pula yang menganggap hidup itu baik, namun jika hidup itu buruk maka manusia wajib berikhtiar supaya hidup menjadi baik.
Nature of human life. Some people consider life is bad, some others think life is good, but if it is bad people try to make it good.

b. Hakikat karya manusia. Misalnya ada yang menganggap karya untuk menghasilkan nafkah hidup, kedudukan, kehormatan, dsb.
Nature of man’s work. For example some people consider that they work to earn a living, obtain a position, honour, ang so on.

c. Hakikat hubungan manusia dengan dimensi ruang dan waktu. Misalnya manusia ada yang berorientasi ke masa lalu, masa sekarang, atau masa depan.
The nature of relationship between man and the dimentions of space and time. For instance people may be oriented to the past, the present or the future.

d. Hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar. Misalnya manusia ada yang menganggap harus tunduk kepada alam, ada pula yang berhasrat menguasainya, maupun ada yang berupaya menjaga keselarasan dengan alam.
The nature of relationship between man and the surrounding nature. For example, some people think they have to submit to nature, some want to control it, some others attempt to maintain harmony with nature.

e. Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya ada orang yang berorientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh, atasan dan orang berpangkat, dan ada pula yang berorientasi horizontal, yaitu rasa ketergantungan pada sesamanya sehingga mereka cenderung bergotong royong.
The nature of relationship between man and fellow beings. For instance, some orientate themselves vertically- they feel dependent on prominent figures, their superiors or high-rank people, and some others orientate themselves horizontally
– They feel dependent on other humans, so they tend to give mutual help.
2. Jenis-jenis nilai sosial (types of social values)
Berdasarkan Prof. Notonegoro, niali dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
According to Prof. Notonegoro, social values can be devided into three types as follows:
a. Nilai material yaitu segala benda yang berguna bagi manusia.
Material values that is any object which is useful for people.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan atau aktivitas.
Vital values that is anything which is useful for people in order to live and do activities.
c. Nilai spritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, dan dibedakkan menjadi empat macam.
Spiritual values that is anything which is useful for people’s spirit, and devided into four types as below:
1) Nilai kebenaran (niali logika) yang bersumber dari unsur akal manusia (rasa, karsa, cipta)
Value of truth (logical value) which stems from human’s mind (feeling, will and idea).
2) Nilai keindahan (nilai estetika), yang bersumber dari unsur rasa manusia.
Aesthetic value which is based on man’s feelings.
3) Nilai moral (nilai etika) yang bersumber dari kehendak atau karsa manusia.
Moral value (ethical value) that stems from man’s will.
4) Nilai keagamaan (nilai religius) yang bersumber dari ajaran agama.
Religious value that is based on religous teachings.

3. Ciri-ciri nilai sosial (characteristic of social values).
Manurut D.A. Wila Huky, nilai sosial memiliki ciri seprti berikut:
According to D.A. Wila Huky, social values have the following characteristic:
a. Nilai sosial merupakan kostruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi diantara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial, bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir.
Social values of contructs of society that develop from interactions among members of the society. The values are created socially, not biologically, or by birth.
b. Nilai sosial ditularkan. Nilai yang menyusun sistem nilai diteruskan dan diteruskan dari satu kelompok ke kelompok yang lain dalam suatu masyarakat melalui berbagai macam proses sosial dan dari suatu masyarakat serta kebudayaan ke yang lainnya melalui akulturasi, difusi dsb.
Social values are transfered. The values that make up a system of values are transferred from one group to another within a society by means of various social proccess, and from a society and culture to another by means of acculturation, diffusion, and so on.

c. Nilai dipelajari. Nilai dicapai dan bukan bawaan lahir. Proses belajar dan pencapaian nilai-nilai itu dimulai sejak masa kanak-kanak dalam keluarga sosialisasi.
Valued are learned. Values are acquired and not inborn. The process of learning and obtaining values begin from childhood trough socialization in the familiy.

4. Fungsi nilai sosial (functions of social values)
a. Nilai sosial menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan harga sosial dari pribadi dan kelompok. Nilai-nilai memungkinkan sistem stratifikasi secara menyeluruh yang ada pada setiap masyarakat .
Values contribute a set of tools that is ready for use to determine the social value of individuals and groups. Values allow stratification of the whole society.

b. Cara berfikir dan bertingkah laku secara ideal dalam sejumlah masyarakat diarahkan atau dibentuk nilai-nilai. Hal ini terjadi karena anggota masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkahlaku yang terbaik dan sangat mempengaruhi dirinya.
The ideal mind and conduct in some society are directed or constructed by values. This is because members of society are always able to see the best way of thinking and conduct and this influences them to a great extent.

c. Nilai-nilai merupakan penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya. Mereka menciptakan minat dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan apa yang diminta dan diharapkan oleh peranan-peranannya menuju tercapainya sasaran-sasaran masyarakat.
Values are the last determiner of people to perform their social roles. They create interest and give spirit to people to realize what is expected of their roles for achieving the goals og the society.

d. Nilai-nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu. Mereka mendorong, menuntun, dan kadag –kadang menekan manusia untuk berbuat baik. Niali-nilai menimbulkan perasaan bersalah yang cukup menyiksa bagi orang-orang yang melanggarnya.
Values can function as a means of control with a certain pressure and binding force. They encourage, direct, and sometimes press people to do goodness. Values make people who deviate from them feel torturingly guilty.

e. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solodaritas di kalangan anggota kelopmpok masyarakat.
Values can function as a medium of solidarity among members of a group and society.

Abad 21 merupakan abad perkembangan yang sangat pesat, dengan globalisasi sebagai subjek utamanya. Konsep globalisasi yang mengaburkan batas-batas negara di dunia membawa homogenisasi di seluruh dunia, baik homogenisasi secara material maupun non material. Selain itu, modernisasi dan westernisasi sebagai induk dari globalisasi mulai terlihat dampaknya khususnya bagi bangsa Indonesia sebagai objek dari globalisasi. Westernisasi sebagai proses peniruan gaya hidup orang barat (Eropa) dan diterapkan di Indonesia sebagai negara timur kian lama kian meresahkan. Nilai dan norma sebagai pegangan hidup yang berkembang di masyarakat tidak lagi menjadi pedoman karena dirasa terlalu ligit dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Ketidakpatuhan terhadap nilai dan norma sebagai control social menimbulkan masalah. Khususnya bagi generasi muda yang memang sedang berada pada tahap pencarian jati diri dan riskan terhadap “masukan-masukan” dari luar dengan kurangnya nilai dan norma sebagai filter.
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh 2 ciri yang berlawanan yakni keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme, delinkuensi, dan lain-lain) dan sikap yang apatis (misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua). Generasi muda biasanya menghadapi masalah social dan biologis. Apabila seseorang mencapai usia remaja, secara fisik dia telah matang. Tetapi untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti social masih diperlukan factor-faktor lainnya. Dari masalah-masalah yang timbul pada generasi muda, ketika kemudian masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, maka akan menimbulkan penyimpangan social yang dilakukan sebagai wujud kekecewaan dan karena tidak ada norma yang menjadi pegangan hidup misalnya pergaulan bebas, homoseksual, perampokan, pencurian dan lain-lain bahkan menjurus pada perilaku kejahatan. Read More…

MITOS, APAKAH SEBAGAI WUJUD KETIDAKTERLIBATAN TAHAP POSITIVIS PADA MASYARAKAT INDONESIA, KHUSUNYA JAWA?

 

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang syarat dengan keanekaragaman budaya. Adapun pokok-pokok (unsur) dari kebudayaan yaitu: sistem peralatan dan perlengkapan hidup,  sistem mata penceharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, dan sistem religi. Dalam pembahasan kali ini, kita mengungkap tema mitos sebagai salah satu aspek dari unsur kebudayaan, yaitu sistem religi. Pada masa sekarang ini, mitos masih berkembang pesat dalam masyarakat, kita ambil saja contoh pada masyarakat Jawa. Salah satu faktor berkembangnya mitosdi masyarakat Jawa adalah terbaginya masyarakat Jawa ke dalam 2 kubu secara transparan, yaitu antara masyarakat Islam santri dan Islam kejawen. Masyarakat islam santri adalah masyarakat penganut Islam di jawa yang secara patuh dan teratur menjalankan ajaran dar agamanya. Selanjutnya, islam kejawen adalah masyarakat yang tetap menganut kepercayaan agama tertentu, tetapinjuga masih mempercayai akan adanya hal-hal gaib dan kekuatan akan suatu benda. Adanya masyarakat Islam kejawen seperti inilah yang mendorong perkembangan mitos di tengah kehidupan modern pada saat ini.

Menurut Auguste Comte, seorang founding father Sosiologi menyebutkan ada 3 tahap perkembangan pemikiran manusia, yaitu:

a.       Theologis à akal budi manusia, mencari kodrat dasar manusia, dan percaya pada hal-hal supranatural.

b.      Metafisisà ditandai dengan adanya kepercayaan terhadap hukum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan oleh akal budi.

c.       Positivistisà ditandai oleh kepercayaan akan data-data empiris terhadap sumber pengetahuan terakhir. Read More…

Posted by: SmartSosiologi | December 27, 2010

Pemilwa BEM dan HIMA

PEMILWA BEM DAN HIMA

Pada tanggal 16 Desember 2010 kemarin, civitas academica telah menentukan nasib orgnisasi mahasiswa (ormawa) pada periode 2011, baik di tingkat Universitas, Fakultas, maupun Jurusan. Telah diadakannya pemilu mahasiswa (pemilwa) untuk memilih presiden BEM REMA, ketua dan wakil ketua BEM Fakultas, serta ketua HIMA masing-masing jurusan. Tentu saja adanya sebuah pemilwa ini merupakan salah satu wujud demokrasi yang memang sudah diterapkan di Indonesia. Seperti halnya pemilu-pemilu untuk memilih presiden dan anggota legislative, pemilwa ini juga melalui berbagai Read More…

Posted by: SmartSosiologi | December 9, 2010

TEORI EMILE DURKHEIM

A. Profil dan riwayat hidup Emile Durkheim
Lahir di Epinal propinsi Lorraine, Perancis Timur pada tanggal 15 April 1858. Dia termasuk dalam tokoh Sosiologi yang memperbaiki metode berpikir Sosiologis yang tidak hanya berdasarkan pemikiran-pemikiran logika filosofis tetapi Sosiologi akan menjadi suatu ilmu pengetahuan yang benar apabila mengangkat gejala sosial sebagai fakta-fakta yang dapat diobservasi.
Dia dilahirkan dalam keluarga agamis namun pada usia belasan tahun minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis. Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure setelah sebelumnya gagal dalam ujian masuk. Di Universitas tersebut dia merupakan mahasiswa yang serius dan kritis, kemudian pemikiran Durkeim dipengaruhi oleh dua orang profesor di Universitasnya itu (Fustel De Coulanges dan Emile Boutroux).
Setelah menamatkan pendidikan di Ecole Normale Superieure, Durkheim mengajar filsafat di salah satu sekolah menengah atas (Lycees Louis-Le-Grand) di Paris pada tahun 1882 sampai 1887. Kemudian masih pada tahun 1887 (29 tahun) disamping prestasinya sebagai pengajar dan pembuat artikel dia juga berhasil mencetuskan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang sah di bidang akademik karena prestasinya itu dia dirgai dan diangkat sebagai ahli ilmu sosial di fakultas pendidikan dan fakultas ilmu sosial di universitas Bourdeaux. Read More…

Posted by: SmartSosiologi | December 2, 2010

pasar tradisional VS pasar modern

PASAR TRADISIONAL VS SUPERMARKET

PASAR TRADISUONAL
4 hal paling menonjol dari pasar tradisional adalah: adanya penjual dan pembeli, mereka bertemu disuatu tempat tertentu, terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli, sehingga terjadi jual beli/ tukar-menukar, antara penjual dengan pembeli kedudukannya sederajat. sementara itu yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional oleh masyarakat adalah pasar yang bentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang kurang menyenangkan 9ruang tempat usaha sempit, sarana parkir kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Barang yang diperdagangkan adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari, harga barang lebih murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar menawar. adapun beberapa keunggulan pasar tradisional:
a. adanya kesempatan tawar-menawar, di mana hal ini menyebabkan interaksi antara penjual dengan pembeli sehingga terjadi kedekatan personal/ emosional (sentuhan humanis).
b. masalah kausalitas. kausalitas ini dikaitkan dengan kesegaran bahan makanan, dimana pembeli yang teliti akan mendapat barang dengan kausalitas bagus dan dengan harga yang lebih murah.
c. konsumen akan diberi tahu apabila ada barang baru, di mana pasar tradisional buka lebih pagi bahkan dini hari, dibandingkan dengan pasar tradisional.
d. konsumen akan cepat mengetahui perubahan harga, di mana konsumen dengan cepat membandingkan harga barang antara penjual yang satu dengan penjual yang lain. Read More…

Posted by: SmartSosiologi | November 18, 2010

merapii…

kau diam…
diam lagi…
terus diam,
tak bergeming
tiba-tiba kau bangun, bangkit, dan berlari meninggalkan kesendirianmu ,mencari teman…
kau terus berdiri walaupun tak diingini…
semua berlari meninggalkanmu, tapi kau tak mengejarnya,,
merapi, tetaplah disitu…
aku yakin kau akan selalu beri kedamaian pada sekitarmu…

Posted by: SmartSosiologi | November 18, 2010

apakah benar Indonesia dijajah Belanda selama 3,5 abad??

dari sejak duduk di abngku SD sampai dengan perguruan tinggi mungkin pelajaran sejarah yang kita dapat tentang perjuangan Bangsa Indoneia, bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selama 3,5 abad,tetapi apakah ada yang bisa menjelaskan secara pasti bahwa Indonesia benar-benar dijajah Belanda selama 3,5 abad, atau kurang dari itu??? menurut berbagai penelitian yang dilakuakn oleh ahli sejarah, ditemukan fakta bahwa Belanda menjajah Indonesia kurang dari 3,5 abad, apa alasannya?

kapan-kapan kita bahas lagi, tunggu kelanjutannya…

Posted by: SmartSosiologi | November 18, 2010

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Categories